AZKA AL BAITUL AMIEN JEMBER
Jl. Sultan Agung No 2 Jember Telp. 0331-425509

Bulan Agung yang Kita Agungkan



Oleh, Zainal Anshari Marli


Kalender Islam (hijriyah), sebagaimana dalam Al-Qur’an memiliki 12 bulan. Dimulai dari bulan; 1). Muharrom, 2) Shafar, 3) Rabiul Awwal, 4) Rabius Tsani, 5) Jumadal Ula, 6) Jumadas Tsaniyah, 7) Rajab, 8) Sya’ban, 9) Ramadlan, 10) Syawwal, 11) Dzulqa’dah, 12) Dzul Hijjah. Demikian pula dalam kalender masehi, memiliki 12 bulan, dengan nama yang berbeda, yakni dimulai dari; 1) Januari, 2) Februari, 3) Maret, 4) April, 5) Mei, 6) Juni, 7) Juli, 8) Agustus, 9) September, 10) Oktober, 11) November, 12) Desember. Hijriyah, merupakan kalender Islam yang dinisbatkan kepada perjalanan hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dengan para sahabatnya dari Mekkah menuju Madinah. Rombongan dari Mekkah disebut sahabat Muhajirin, sahabat yang memberi pertolongan di Madinah disebut sahabat Anshor.

Dalam sejarah peradaban umat manusia, kalender Masehi juga dinisbahkan kepada diangkatnya Nabi Isa As ke atas langit oleh Allah Swt. Sejak saat itu, dimulailah kalender Masehi. Dalam kajian saat ini, kami akan menguraikan tentang tahun baru Islam yang disebut tahun baru Hijriyah. “bulan Muharram adalah awal bulan dalam tahun hijriah, dia merupakan salah satu dari bulan Allah yang diharamkan (asyhurul hurum), berdasarkan firman Allah Swt, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu," (QS. At-Taubah: 36), (http://www.fimadani.com/keutamaan-bulan-muharram).
Dalam sebuah hadist dijelaskan sebagai berikut; “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya termasuk empat bulan yang dihormati: Tiga bulan berturut-turut; Dzul Qoidah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang terdapat antara bulan Jumadal Tsaniah dan Sya’ban” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

Para Ulama menjelaskan kepada kita tentang beberapa keutamaan bulan Muharrom ini, di antaranya; 1) Termasuk empat bulan haram (suci), 2) Dinamakan syahrullah atau bulan Allah, 3) Bulan kemenangan Nabi Musa atas Raja Firaun yang dholim, 4) Disunnahkan puasa Asyura,5) Disunnahkan puasa Tasua untuk berbeda dengan Yahudi, 6) Puasa sunnah tanggal 11 Muharram, 7) Meluaskan belanja pada hari Asyura, 8) Bersedekah pada hari Asyura. Dalam konteks bersedekah pada hari As-Syura terdapat penjelasan Rasulullah Saw sebagai berikut; (siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun). (http://www.fimadani.com/keutamaan-bulan-muharram).
Di dalam beberapa kitab hadist dan beberapa kitab fadhoilul a’mal dijelaskan pula hadist dari Rasulullah Saw yang menjelaskan sebagai berikut; “puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah (shalat) fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim).

Keutamaan Puasa dan Shadaqoh
            Sebagaimana maklum kita pahami, puasa memiliki banyak keutamaan, baik secara lahir maupun secara batin. Selain membuat fisik dan badan kita sehat, puasa juga dapat mendorong jiwa kita menjadi sehat. Puasa, merupakan strategi yang dapat dipakai dalam rangka menjaga regulasi makanan yang kita konsumsi, agar kita tidak menjadi orang yang berlebih-lebihan. Dengan puasa, insyaallah kita akan terhindar dari penyakit diabetes, kencing manis, jantung, paru-paru, kolestrol dan semacamnya. Hal ini menjadi salah satu keajaiban ibadah puasa, dimana tidak banyak orang yang mau bersungguh-sungguh melaksanakannya. Kita yang masih memiliki waktu dan kesempatan, sangat dianjurkan untuk melaksanakan perintah ini.
            Demikian pula halnya dengan shodaqoh, ini merupakan satu dari sekian ajaran Rasulullah Saw yang patut kita teladai dan kita laksanakan. Kita semua dapat membuktikan bahwa ajaran shodaqoh akan benar-benar berdampak positif dalam kehidupan kita semua, ini bukan hanya isapan jempol, namun jika kita dengan sabar, sadar dan ikhlas melakukan ini semua (red, shodaqoh), insyaallah hidup kita akan lebih berkah dan bermakna. Baik buat kita sendiri, keluarga, lingkungan dan masyarakat secara umum.
            Satu kritik yang perlu kita sampaikan dalam tulisan ini adalah, kenapa bangsa Indonesia hingga detik ini masih banyak yang fakir dan miskin? Itulah salah satu faktornya, karena bangsa kita masih enggan untuk melaksanakan ajaran shodaqoh sebagai bagian dari prinsip keberagamaan dan keagamaan yang perlu kita laksanakan.
            Selain pajak yang kita bayarkan kepada negara, tentunya kita juga perlu menyisihkan penghasilan untuk menyantuni dan membiayai mereka yang membutuhkan biaya sekolah, biaya makan, biaya berobat dan semacamnya. Memang terjadi perdebatan, bagi mereka yang sudah mengeluarkan pajak, tidak perlu mengeluarkan hal yang lain, termasuk zakat, infaq dan shodaqoh. Namun jika kita memiliki kesadaran yang tinggi untuk berbagi dengan yang fakir dan miskin, maka perdebatan tersebut tidak perlu menjadi beban dalam mengeluarkan zakat, infaq, shodaqoh yang menjadi ajaran Rasulullah Muhammad Saw tersebut.
            Jawa Timur dalam konteks ini, masih memiliki orang dengan klasifikasi fakir dan miskin sangat banyak sekali. Hal ini tentu bukan hanya sebagai tanggung jawab pemerintah daerah, namun lebih dari itu, hal ini menjadi tanggung jawab semua kompoponen rakyat Jawa Timur.
            Ust. Dr. MN. Harisuddin, dengan bukunya “bersedekahlah anda akan hidup kaya dan berkah”, merupakan buku yang beliau tulis, sebagai pegangan dalam hidupnya untuk selalu meningkatkan investasi akhirat. Dalam penuturan beliau kepada penulis, berkomitmen untuk selalu meningkatkan infaq, zamat, amal dan shadaqohnya setiap tahun. Bahkan tahun 2013 yang lalu, beliau berkomitmen untuk bersedekah hingga 100 juta. Dan komitmen tersebut akan beliau tingkatkan setiap tahunnya.
            Ini adalah satu semangat yang baik dan luar biasa. Misalkan contoh yang lain, dilakukan oleh Ust. Yusuf Mansur dalam bukunya yang berjudul, Believe, Rich dan Feel, merupakan spirit untuk bersedakah, berbagi dan menunjukkan kepedulian antar sesama umat manusia, melalui harta yang kita miliki untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Jika semangat ini kita lakukan dan kita tanamkan dalam setiap diri kita masing-masing, maka insyaallah, saudara kita di sekeliling kita, tidak akan lagi kelaparan, kekurangan, kemiskinan dan semacamnya. Kapan lagi kita akan berbagi kalau bukan sekarang? Kapan lagi kita akan bershodaqoh kalau bukan sekarang? Kapan lagi kita mendermakan harta titipan Allah Swt kepada kita kalau bukan sekarang? Pertanyaannya, ia kalau nanti atau besok atau lusa kita masih hidup, kalau nyawa kita akan segera diambil oleh Allah, kapan lagi kesempatan itu akan dating kepada kita lagi? Maka bersegeralah untuk berbagi, bersedekah, beramal, berinfaq, berzakat dan berbagi harta dengan orang lain.